Artikel

22SEP2014

Gubsu: Tidak ada Pembenaran Agama Jadi Dalil untuk Kekerasan

Medan, 20/9 - Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi menyatakan tidak ada pembenaran bahwa agama dapat dijadikan dalil untuk melakukan kekerasan apalagi ketidakharmonisan umat manusia di dunia ini.

"Oleh sebab itu jangan jadikan agama menjadi dalih untuk mengusik harmonisasi bangsa Indonesia. Sebaliknya agama mengajarkan hidup rukun, damai dan toleransi," ujar Gubsu melalui Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH MM, Sabtu (20/9).

Berbicara pada Seminar Nasional Hidup Harmoni dalam Kebhinnekaan atas kerjasama Pemprovsu melalui Badan Kesbangpol Linmas Sumut dan Fakultas Psikologi USU, Gubsu mengakui berkembangnya agama-agama besar di Indonesia ikut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia.

"Jadi jelas bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia adalah mencerminkan kebudayaan yang bernafaskan agama," ujarnya dalam seminar dihadiri Ketua Dewan Guru Besar USU Prof DR Sumono, PR III USU dan lainnya.

Pembicara kunci intelektual Muslim Prof DR KH Said Aqil Siradj MA yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama dan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Pembicara panel Kepala Badan Kesbangpol Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP, DR Ichsan Malik dari UI, DR Ichwan Azhari dari Unimed dengan moderator Dekan Fakultas Psikologi USU Prof DR Hj Irmawati Psikologi.

Juga hadir Bupati Deliserdang Drs H Ashari Tambunan yang juga Ketua PW NU Sumut, sejumlah anggota legislatif diantaranya anggota DPRD Sumut Syahrial Tambunan, Ketua PC NU Medan H Firdausi Hutasuhut, pemuka Agama, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa dan akademisi.

Lebih lanjut secara panjang lebar dan pemaparan argumentatif Said Aqil Siradj dengan tegas menolak jika ada yang mengatakan masih ada perang suci yang mengatasnamakan agama.

"Saya paling tidak suka ada yang mengatakan perang suci," tegas Aqil Siradj seraya mamaparkan yang namanya perang tidak ada yang suci, semuanya kotor, karena perang hanyalah untuk memenuhi hawa nafsu dan memenuhi kepentingan kelompok tertentu bukan kepentingan agama.

Alasannya, setiap ajaran agama di seluruh penjuru bumi manapun tidak pernah mengajarkan umatnya untuk saling membunuh ataupun membantai antar satu dengan yang lain.

Aqil Siradj mencontohkan, dalam beberapa Ayat Suci Al Qur'an secara tegas Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW melarang untuk saling membunuh. Bahkan Rasulullah SAW sendiri juga telah mengajarkan umatnya untuk saling melindungi dan saling mengasihi antar sesama.

"Ini telah dipraktekkan Rasulullah ketika berhijrah ke Madinah, tempat beragam suku dan agama, ia kemudian mendeklarasikan Madinah bukan sebagai negara Islam, bukan sebagai negara Arab, tapi sebagai daerah yang kehidupan masyarakatnya penuh toleransi dan kasih sayang meski ada perbedaan," tutur Siradj.

Tak hanya itu, kata Profesor lulusan University of Umm Al-Qura Mekkah, Al-Quran juga sangat menghormati umat Kristen dan umat lain. Ini dikisahkan dengan menceritakan segala kejadian yang dialami umat-umat tersebut pada zaman dulu kala.

Meskipun tidak semua cerita yang diabadikan Al-Qur'an diceritakan dalam kitab-kitab lain.

Selain itu pula, alasan untuk tidak saling membunuh antar umat manusia dengan mengatasnamakan agama karena seluruh sumber agama mengajarkan kedamaian.

"Maka saat ini saya heran jika ada yang berperang mengatasnamakan agama, kita semua menyembah Tuhan, maka tidak ada yang perlu dibedakan, sehingga sangat konyol jika ada yang menjadikan agama sumber perpecahan," cetus pria yang menghabiskan masa pendidikan strata satunya di Universitas King Abdul Aziz, 1982 ini.

Kata Siradj, Islam juga sangat menghormati hak asasi manusia dengan cara menghormati harga diri, harta benda dan nyawa umat manusia. Sehingga seharusnya yang menjadi musuh manusia utamanya musuh bangsa Indonesia adalah orang-orang zalim seperti para koruptor, teroris dan pelaku-pelaku kejahatan lainnya dan bukan agama, karena agama adalah sumber persatuan.

Aqil Siradj berharap kepada seluruh warga Sumut agar selalu menghindari dan mencegah segala konflik yang ada. Pertahankan Sumut sebagai daerah yang aman dan damai.Karena tak ada konflik yang berdampak potitif terhadap perkembangan ummat manusia di manapun.

"Yang didapatkan hanyalah kesengsaraan, kita capek ngurusnya, hentikanlah konflik yang ada. Setiap ada konflik harus sikapi secara bersama. Perusuh, teroris, pelaku kriminal, adalah musuh bersama, agama apapun itu pelakunya adalah musuh bersama," ujar Siradj sembari menegaskan semua aparat harus menegakan hukum secara konsekuen.

(Humas Pemprovsu)-(Er)