by
MEDAN, 1/8 - Pertama kali inflasi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mampu menembus angka 2,06 persen bahkan di bawah inflasi nasional 2,13%. Salah satu faktor penurunan angka inflasi tersebut adalah melalui Gerakan Penanganan Inflasi Serentak se-Sumut yang dicanangkan oleh Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni.
Berdasarkan rilis berita resmi statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut per Juli 2024, inflasi year-on-year Provinsi Sumut sebesar 2,06%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,87%.
“Ini baru pertama sekali, inflasi Sumut bisa menembus 2,06% dan di bawah inflasi nasional. Gerakan penanganan inflasi serentak yang kita lakukan merupakan bentuk komitmen bersama, karena penanganan inflasi perlu ditangani secara serius,” ujar Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni dalam keterangannya, Kamis (1/8/2024).
Fatoni berharap ke depannya inflasi di Sumut bisa semakin lebih baik. Dia juga meminta seluruh komponen untuk dapat bergerak bersama menekan angka inflasi Sumut serta melakukan Gerakan Pasar Murah di Sumut.
“Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, oleh karenanya penanganan inflasi perlu dilakukan secara serentak dan bersama-sama,” ucap Fatoni.
Sebagai informasi, angka inflasi tertinggi terjadi di Kota Padangsidimpuan sebesar 2,80% dengan IHK sebesar 107,08 dan terendah terjadi di Kabupaten Labuhanbatu sebesar 1,22% dengan IHK sebesar 108,36.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik (BRS) yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) per 1 Agustus 2024 tercatat angka inflasi y-on-y di Provinsi Sumut sebesar 2,06% pada bulan Juli 2024. Tingkat inflasi tahunan Juli 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Penyumbang utama inflasi bulan Juli 2024 secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 1,26%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), gula pasir, dan bawang merah.
Kepala BPS Provinsi Sumut Asim Saputra mengatakan secara umum Provinsi Sumut mengalami deflasi m-to-m sebesar 0,82% pada bulan Juli 2024. Terdapat sejumlah komoditi penyumbang Utama deflasi bulan Juli 2024, di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil deflasi sebesar 0,88%.
"Komoditas penyumbang utama deflasi antara lain cabai merah, bawang merah, tomat, daging ayam ras dan ikan tongkol," kata Asim.**(DISKOMINFO SUMUT)-(RV)