Artikel

23JUL2017

Ajak Pesantren Lahirkan Generasi Mumpuni, Gubsu:Kita Butuh Keunggulan Kompetitif Jadikan Sumut Paten

Medan, 23/7 - Ditengah sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini seperti halnya ancaman terdegradasi mental dan moral, terkikisnya rasa persatuan dan kesatuan, serta ancaman bahaya narkoba dan pornografi kehadiran Pesantren dinilai cukup relevan sebagai salah satu agen pembangunan khususnya di bidang pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan yang secara operasional telah berhasil menerapkan perpaduan tiga lingkungan pendidikan sekaligus dalam proses pembelajarannya yaitu lingkungan informal (keluarga) formal (sekolah),dan non formal (masyarakat).

"Mekanisme perpaduan seperti di Pesantren Ar Raudlatul Hasana Medan, insyaallah akan melahirkan tamatan yang mumpuni yaitu memiliki keseimbangan antara kecerdasan intelejensi, kecerdasan emosi dan kecerdasan spritual dalam kepribadian para alumninya,"ujar Gubsu Erry saat menghadiri Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy Pesantren Ar Raudlatul Hasanah di Jalan Jamin Ginting KM 11 Paya Bundung, Medan Minggu (23/07/2017).

Dalam kesempatan itu Gubsu mengingatkan bahwa tantangan yang akan di hadapi bangsa Indonesia semakin berat dan kompleks. Oleh karenanya perlu adanya gerakan seluruh komponen bangsa untuk bersatu dan terpanggil untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan yang ada.

Sebagaimana cita-cita yang dirumuskan para pendiri bangsa yakni terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 tentunya akan sulit terwujud jika masing-masing komponen berjalan sendiri-sendiri. Secara ril, lanjut Gubsu Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah dengan iklim yang bersahabat. Tetapi keunggulan ini tidak sertamerta dapat menghasilkan karya-karya unggulan yang bermanfaat untuk mendorong Indonesia sebagai bangsa yang maju dan sejahtera. Termasuk juga menjadikan Sumatera Utara sebagai provinsi yang bersaya saing, sejahtera dan lebih paten.

"Seorang pakar manajemen dan strategi bisnis, Michael Porter dalam penelitiannya menemukan bahwa kemajuan suatu negara tidaklah ditentukan oleh kekayaan alam yang berlimpah atau keunggulan komparatif tetapi lebih ditentukan oleh keunggulan kompetitif yaitu kemampuan suatu bangsa dalam membangkitkan saya saing sehingga mampu memproduksi barang-barang yang berkualitas,"beber Erry.

Erry mencontohkan, negara Swiss yang sukses menjadi negara produsen makanan terbesar di dunia walaupun hanya memiliki 11 persen daratan. Ironisnya lagi, Swiss bukanlah negara yang memiliki perkebunan coklat, tetapi Swiss cukup terkenal sebagai penghasil coklat olahan terbaik di dunia.

Lebih lanjut dikatakan Erry berdasarkan analisa para pengamat dalam dan luar negeri, Indonesia saat ini menghadapi sedikitnya dua permasalahan krusial yang sangat mendesak untuk disikapi bersama-sama yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia yang kita miliki dan kelunturan jati diri kita sebagai satu bangsa yang bermatabat. Kedua tantangan tersebut bermuara kepada sektor pendidikan yang jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Sektor pendidikan merupakan center poin yang sangat berperan dalam mengatasi berbagai persoalan sosial yang sedang dialami bangsa ini, terang Erry.

"Untuk itu besar harapan saya, Pesantren Ar Raudlatul Hasanah Medan ini kedepan dapat memberikan kontribusi yang besar, bersinerji dengan pemerintah dan elemen lainnya dalam upaya  pembangunan bidang pendidikan demi mewujudkan cita-cita para pendiri negara kesatuan republik Indonesia,"pungkasnya.

(Humas Provsu)-(Riva)