Artikel

17OKT2016

Antisipasi Kenaikan Harga, Gubsu dan Kapolda Lepas Operasi Pasar

Medan, 17/10 - Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi beserta Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel melepas operasi pasar dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan. Kapolda Sumut mengatakan pihaknya akan menindak tegas aksi spekulan yang melakukan penimbunan bahan pangan demi mendapat keuntungan berlipat.

Operasi Pasar digelar oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumatera Utara yang melibatkan Pemerintah Provinsi Sumut, Bank Indonesia dan Bulog. Disamping anggota TPID Sumut, operasi pasar juga melibatkan PD Pasar Kota Medan.

“Hari ini kita kembali melakukan operasi pasar, melibatkan Pemprov Sumut, Bulog dan Bank Indonesia karena harga beberapa komoditi yang meningkat seperti cabe merah,” kata Gusbu. Gubsu mengatakan pihaknya berharap menjelang natal dan tahun baru, harga komoditi bisa lebih stabil agar laju inflasi Sumut tidak terlalu tinggi. “Saya berharap pedagang besar dan menengah tidak melakukan spekulasi seperti aksi penimbunan barang yang termasuk pelanggaran hukum, karena membuat harga bisa naik,” katanya.

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko menghimbau para pedagang tidak melakukan tindakan spekulasi termasuk diantaranya penimbunan bahan pangan. “Kami akan tindak tegas, saya akan turunkan operasi khusus tangani penimbunan,” tegas Kapolda Sumut. Penimbunan sebutnya merupakan pelanggaran Undang undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan. Kapolda kembali mengatakan pihaknya akan menurunkan tim khusus untuk memantau rantai distibusi sejak di tingkat produksi sampai ke pasar.

Pelepasan tim pelaksana operasi pasar dilaksanakan di halaman Kantor Gubsu, Senin (17/10) pagi yang dihadiri Kadivre Bulog Imran, Plt Kepala Biro Perekonomian Elidawati Hasibuan, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumut, Rouly Tambunan, mewakili Bank Indonesia. Operasi pasar dilaksanakan secara serempak di Pasar Petisah, Pusat Pasar, Pasar Sukaramai, Pasar Palapa, Pasar Modern Carefour dan Pasar Modern Hypermart  Paladium / Sun Plaza.

Plt Kepala Biro Perekonomian Setda Provsu Elidawati mengatakan operasi pasar dilakukan sejak Minggu ke dua bulan ini untuk mengantisipasi kenaikan inflasi bulan Oktober. Dalam operasi pasar kali ini, TPID Sumut menjual komoditi beras, gula, cabe dan bawang merah. Kenaikan harga cabe merah menjadi faktor penyumbang inflasi tertinggi mencapai 1,1 persen di Sibolga 1,65% di Kota Medan pada bulan September. Di pasar tradisional harga cabai merah berkisar Rp 72 ribu-75 ribu per kilogram, pada operasi pasar dijual seharga Rp 50 ribu. Bawang merah pada operasi di jual dengan harga Rp 23 ribu per kilogram.

Hal yang menggemberikan komoditi kentang yang sempat menjadi penyumbang inflasi mengalami penurunan harga. Pekan lalu per kilogram kentang mencapai 14 ribu, saat ini harganya Rp 10 ribu per kilogram. “Karena kentang harganya sudah turun, jadi kita tidak memasukkannya dalam komoditi operasi pasar kali ini,” kata Elidawati.

Kenaikan harga cabai menurut Elida disebabkan berkurangnya pasokan cabai merah akibat menurunnya produktivitas sentra cabai merah di Sumut karena penyakit. Hal itu diperburuk dengan mengalirnya produksi cabai Sumut ke luar daerah seperti ke Provinsi Riau dan panjangnya mata rantai distribusi cabai.

Pada Minggu (17/10), TPID Sumut dan Kepolisian Daerah Sumut memantau tataniaga cabai merah di Kabanjahe, Kabupaten Karo. Berdasarkan pantauan tersebut, tim menemukan setidaknya ada 7 mata rantai jalur distribusi cabai Merah mulai dari petani hingga ke tangan konsumen. “Berdasarkan pantauan kami, harga cabai ditentukan oleh pedagang di Kota Medan, sedangkan petani hanya bisa menerima saja. Kita akan mendorong Pemerintah Kabupaten/kota terlibat dalam pengaturan tataniaga komoditas strategis seperti cabai ini,”kata Elidawati.  

Selain itu, TPID Sumut menurutnya tengah mengupayakan kerjasama dengan Bulog Aceh untuk menambah pasokan cabai merah dari Aceh ke Sumut untuk menurunkan harga.

(Humas Pemprovsu)-(Ernes)