by
Medan, 19/10 - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Budi Waseso dan Gubernur Sumatera Utara H Tengku Erry Nuradi memimpin pemusnahan barang bukti narkotika sebanyak 191 kg shabu, 43.450 butir pil ekstasi dan 520 kg ganja, Kamis (19/10) di Lapangan Merdeka Medan. Narkotika dan Obat-obatan merupakan barang bukti dari hasil tangkapan BNN, Polri, Bea cukai dan TNI serta masyarakat di wilayah Aceh dan Sumut dalam beberapa bulan terakhir.
Budi Waseso mengatakan Sumut dan Aceh termasuk Kepri, Kalbar dan Kaltim termasuk pintu gerbang masuknya narkotika karena berdekatan dengan negara tetangga. Saat ini 72 jaringan pengedar narkotika internasional dari 11 negara menjadi penyuplai narkotika ke Indonesia. Indonesia menurutnya pangsa pasar yang besar bari para penyuplai dan menjadi laboratorium untuk melepas produk-produk baru. Bahkan Budi Waseso mengatakan semua jenis narkotika laku di sini.
Dia menjelaskan bahwa sebagian besar narkotika yang masuk adalah produk dari Cina . Tahun 2016 saja ada 250 ton narkotika asal Cina yang masuk. Di luar itu masuk prekusor atau bahan pemula untuk membuat narkotika sebanyak 1.097,6 ton. Sementara itu, lanjutnya, pada tahun 2016 kita hanya bisa mengamankan 3,4 ton sabu, sementara yang masuk lebih dari 300 ton sabu. “Dan tidak ada data yang mengatakan bahwa sabu itu keluar dari Indonesia, jadi jumlah sabu sebanyak itu terserap habis. ini memprihatinkan,” katanya.
Budi Waseso mengatakan awalnya ia tidak percaya dengan data yang menyebuitkan 250 ton shabu masuk dari Cina ke Indonesia tahun 2016. Namun data itu disampaikan oleh yang berwenang yaitu kementerian narkotika Cina. “Ada empat kepala koplisan negara bagian di Cina yang juga menyampaikan ke saya, bahwa narkotika jenis Shabu berdasarkan data mereka sebanyak 250 ton masuk ke Indonesia. Dan , mereka punya data produksi dari daerah mana masuk ke pasar gelap di Indonesia,” katanya. Namun selain Cina, lanjutnya, kita juga disuplai dari 10 negara lain.
Dia menyebutkan bahwa 72 jaringan internasional pengedar narkotika di Indonesia menyisihkan 10% dari keuntungan perdagangan narkotika di Indoensia untuk operasi regenerasi pangsa pasar. “Narkotika berakibat pada kesehatan dan memperpendek usia manusia, jadi para bandar tahu kalau generasi pangsa pasar yang saat ini akan habis. Maka mereka perlul membuka pangsa pasar berikut, tagetnya anak anak TK, SD, SMP dan nanti berikutnya mereka akan menjad pasar ketika beranjak SMA atau kulah,” katanya.
Sementara itu Gubernur Sumut disaksikan Kepala BNN RI mengkuhkan 17 Satuan Tugas Pemberantasan Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (Satgas P4GN) tingkat kabupaten/kota se Sumut. Mewakili 17 Satgas tersebut, Gubernur mengukuhkan pembina Satgas P4GN yaitu Walikota Medan HT Dzulmi Eldin, Walikota Binjai H Idham, Walikota Tebingtinggi H Umar Junaidi, , Walikota Tanjung Balai M Syahrial, Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu.
Gubernur meminta para bupati dan walikota yang menjadi satgas P4GN dapat melakukan pembinaan sebaik-baiknya dalam upaya pemberantasan, pencegahan dan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba. Disamping itu, Gubsu juga mengimbau kepada daerah yang belum membentuk Satgas P4GN agar segera merealisasikan pembentukannya.
Dalam kesempatan itu juga digelar kegiatan salam pagi yang merupakan sarana sosialisasi bahaya narkotika kepada pelajar Taman Kanak-kanak. Hadir dalam kesempatan itu Kepala BNNP Provsu Brigjen Pol Andi Ludianto, Kepala BNNP Aceh Brigjen Pol Faisal Abdul Nasir, Wakil Walikota Gunung Sitoli Sowa’a Laoli, Wakil Bupati Nias, Wakil Bupati Nias Barat dan Wakil Bupati Samosir.
(Humas Provsu)-(Riva)