Artikel

27APR2018

Gubsu Buka Diskusi Peningkatan Investasi dan Perdagangan Jepang

Medan, 27/4 - Hubungan bilateral diantara Indonesia-Jepang sudah terjalin selama 60 tahun, termasuk hubungan negara matahari terbit ini dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang selama ini sudah berjalan baik. Memaksimalkan hubungan ini, Gubsu Dr Ir H T Erry Nuradi mengharapkan alumni The Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS) Jepang yang berada di Sumut dapat berperan untuk menguatkan jalinan kerjasama tersebut.

Harapan ini disampaikan Gubsu saat membuka kegiatan Diskusi Peningkatan Investasi dan Perdagangan Jepang dalam rangka memperigati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang digelar di Hotel Grand Aston Medan, Jumat (27/4).

“Tahun 2018 ini akan menjadi tahun dimulainya hubungan bilateral yang baru antara Pemerintah Indonesia dan Jepang yang tepat berumur 60 tahun. Hubungan Sumatera Utara dan Jepang selama ini juga semakin baik dan berkualitas, dibuktikan dengan keberadaan investasi serta berbagai kerjasama di provinsi ini,” sebut Erry.

Dikatakannya, Jepang merupakan mitra dagang strategis terbesar ketiga bagi Sumatera Utara. Hal ini bisa dilihat pada 2017, volume perdagangan mencapai US$ 29,91 Juta. Jepang juga merupakan mitra investasi dengan nilai investasi mencapai US$ 629,42 Juta melalui berbagai perusahaan di bidang perkebunan, jasa industri, pertanian, industri garment, jasa pertambangan, pengolahan minyak nabati dan lain sebagainya.

“Investasi konstruksi yang bernilai adalah di bidang energi seperti pembangunan dan operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi di Sarulla, Tapanuli Utara dengan total daya 330 MW. Kami juga menyambut gembira rencana pemerintah Jepang mendanai pembangunan gedung Sekolah Menengah Pertama dengan anggaran senilai Rp2,7 miliar,” papar Erry.

Dalam kesempatan itu, Erry juga mengatakan berdasarkan data di tahun 2016, dari keseluruhan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Sumut, sebanyak 26 investasi di antaranya merupakan perusahaan yang berasal dari Jepang.

Adapun sejumlah perusahaan besar yang berasal dari Jepang tersebut diantaranya, PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate (perkebunan karet) sejak 1970 yang berlokasi di Simalungun dengan realisasi investasi US$ 28,724 Juta. PT Soci Mas (industry fatty acid) sejak 1992 di Medan dengan realisasi investasi US$ 241,971 Juta. Serta PT Medco Geopower Sarulla (pembangkit listrik panas bumi) sejak 2015 dengan investasi US$ 310,099 Juta.

“Banyak potensi dan peluang investasi yang bisa dimanfaatkan pengusaha Jepang di Sumut. Apalagi sumber daya alam, Sumut juga terbuka untuk kerjasama ekonomi dan berbagai investasi lain. Saya berharap melalui Konjen bisa mengundang investor Jepang untuk ikut berinvestasi dalam proyek transportasi dari total 19 proyek strategis Nasional di Sumut,” katanya.

Konjen Jepang di Medan, Takeshi Ishi menyampaikan bahwa berdasarkan data, investasi negara mereka secara keseluruhan di Sumut mencapai US$ 629,419 Juta dari rencana US$ 1,252 Juta. Sebanyak 26 perusahaan yang sudah berinvestasi tersebut berdiri mulai tahun 1970 hingga 2017, bahkan telah mempekerjakan sebanyak 13.755 tenaga kerja Indonesia.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Sumatera Utara dan para pelaku industri. Kami berharap semoga kerjasama jangka panjang ini dapat berjalan terus dengan saling pengertian dan persahabatan antara negara dapat terjalin dengan baik,” sebutnya.

Sedangkan AOTS sendiri lanjut Takeshi, adalah singkatan dari The Association for Overseas Technical Scholarship. Yakni lembaga yang dibentuk oleh Departemen Perindustrian dan Swasta di Jepang pada 1995. Fungsinya adalah memberikan pelatihan bagi negara berkembang. Tujuan dibentuknya AOTS adalah menggalang kerjasama ekonomi dengan menerima dari negara peserta (berkembang). Terutama dari bidang teknik dan manajemen.

Oleh sebab itu, para alumni AOTS di Indonesia khususnya Sumut diharapkan bisa berperan dalam upaya meningkatkan investasi di berbagai bidang. Dengan meyakinkan pihak Negara Jepang baik pemerintah maupun swasta untuk bisa menanamkan modalnya di provinsi ini. Sehingga lulusan sekolah itu bisa menjadi penghubung antara Pemprov Sumut dengan Pemerintah Jepang.

Hadir dalam diskusi tersebut Konsul Jenderal Jepang di Medan, Takeshi Ishi, GM Manager Global Connectivity Departement AOTS Research Institute, Takashi Aoki, Chief Representative AOTS Jakarta, Hayato Tanaka, Wakil Ketua Himpunan Alumni AOTS Indonesia, Roosleiny Haryono, dan Ketua Himpunan Alumni AOTS Sumut, Khairul Mahali. (*)

 

 

(Humas Provsu)-(Riva)