by
Medan, 28/8 - Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi menekankan pihak Pertamina agar segera melakukan normalisasi pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke seluruh wilayah Sumatera Utara. Dia juga menghimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan, karena pasokan BBM ke Sumut sudah kembali normal.
"Saya minta serius. Untuk pemulihan ini, Pertamina harus kerahkan segenap potensi dan infrastruktur harus didayagunakan 24 jam," ujar Gubsu saat berkunjung ke Kantor Marketing Operation Region I Pertamina Sumbagut di Medan, Kamis (28/8). Kunjungan ini sehubungan adanya kebijakan normalisasi pasokan menyusul pengendalian BBM bersubsidi yang berindikasi kepanikan oleh sebagian masyarakat.
Atas dasar itu Gubsu langsung merespon dan merasa perlu mengantisipasi keresahaan masyarakat terhadap kekhawatiran kelangkaan BBM beberapa hari terakhir dengan "mengawal" normalisasi pasokan BBM bersubsidi tersebut.
Pjs General Manager Marketing Operation Region I Pertamina Sumbagut Nurhadiya melaporkan pihaknya yakin upaya normalisasi mampu mencegah terjadinya potensi antrean yang berkepanjangan dan saat ini pasokan sudah normal, meskipun belum benar-benar stabil akibat adanya "panic buying'. Pihaknya menjamin dalam 2 atau 3 hari ini kondisi seluruh operasional pulih seutuhnya.
Dia mengakui kebijakan pengendalian pasokan BBM yang berkaitan dengan potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang menjadi dasar pengaturan penyaluran BBM subsidi oleh Pertamina sebelumnya, sempat dikhawatirkan menimbulkan kepanikan.
"Oleh sebab itu, pemerintah telah menyampaikan dan segera memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan kami," katanya kepada Gubsu yang usai mendengar paparan langsung meninjau SPBU Pertamina di Jalan Yos Sudarso dan dilanjutkan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bagan Deli antara lain meninjau SPDN Bagan Deli Belawan.
GM melanjutkan, guna menindaklanjuti instruksi pemerintah tersebut Pertamina sudah menginstruksikan SPBU di wilayah Marketing Operation Region I untuk menambah Delivery Order (DO). "Kami juga mengimbau adanya penambahan jam operasi di seluruh Terminal BBM," katanya.
Tindakan tersebut, tambah dia, direalisasi oleh perseroan terhitung mulai 26 Agustus 2014 (malam), baik untuk pasokan Premium maupun Solar. Dengan demikian, penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan melalui normalisasi untuk memulihkan situasi.
"Mengenai kebijakan seperti apa yang akan dikeluarkan pemerintah selanjutnya sampai sekarang kami masih menunggu," katanya.
Dengan penyaluran BBM subsidi secara normal ini, harap dia, dalam dua hingga tiga hari ke depan kondisi di SPBU bisa kembali betul-betul tanpa antrean. Oleh karena itu, Pertamina mengimbau masyarakat untuk tidak panik sehingga proses normalisasi bisa berjalan efektif.
Gubsu berpesan proses ini harus dikawal ketat karena diakui dengan menyimak UU PAPBN 2014, di mana tidak dimungkinkan penambahan kuota BBM bersubsidi sementara realisasi cenderung meningkat, maka diperlukan upaya pengendalian agar volume BBM bersubsidi tidak melampaui pagu APBN 2014.
"Dengan pengendalian BBM bersubsidi sejak 18 Agustus 2014 sementara kebutuhan masih konstan, secara otomatis menimbulkan antrian dan dampaknya terasa setelah satu minggu penerapan. Dampak berantainya terjadi "panic buying" sehingga menimbulkan antrean," ujar Nurhadiya seraya memaparkan atas dasar itu lah dilakukan normalisasi.
Nurhadiya memaparkan kuota BBM bersubsidi di Sumut tahun 2014 sesuai PAPBN 1.667.120 KL premium dan 1.041.233 KL solar dengan realisasi hingga 26 Agustus 2014 masing-masing premium 1.091.630 KL dan Solar 714.741 KL.
Dibandingkan realisasi tahun 2013, premium sebanyak 1.637.652 KL dan solar 1.133.104 KL maka terjadi penurunan kuota khusus solar sebanyak 91.871 KL. Prognosa tahun 2014 akan tetap terjadi over produk premium sebesar 23.760 KL dan solar 65.865 KL.
Tentang peninjauan di SPDN (Solar Paket Dealer Nelayan) Bagan Deli Belawan Gubsu langsung berdialog dengan sejumlah nelayan termasuk pengelola SPDN tersimpul BBM solar untuk nelayan tidak ada masalah. Khusus di SPDN ini memang terjadi pengurangan pasokan dari yang selama ini 16 tangki (@ 16 Ton) per bulan menjadi 11 tangki namun itu masih mencukupi karena kebutuhan per hari adalah 4 ton yang berarti masih ada surplus.
(Humas Pemprovsu)-(Er)