Artikel

03NOV2018

Hadiri Perayaan HUT ke-70 GPIB, Edy Rahyamadi Tekankan Persatuan Antar Umat Beragama

Medan, 3/11 - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menghadiri acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Gereja Protestan di Indonesia Barat (GPIB) Jemaat Immanuel Medan di Gereja Alfa Omega Medan, Jumat malam (2/11).

Pada kesempatan itu, Gubernur Edy Rahmayadi mengajak jemaat yang hadir untuk menjaga persatuan antar umat beragama. “Saya sengaja berbicara ini demi membangun Sumatera Utara,” katanya.

Ke depan, kata Edy Rahmayadi, banyak hal yang perlu diperbaiki demi makmurnya Provinsi Sumut. Jika persoalan persatuan belum tuntas, maka masalah kemakmuran Sumut tidak akan tercapai.  “Karena di antara kita masih banyak halangan yang menghalangi kita, mari buka dinding kita,” tuturnya.

Dikatakan Edy, dirinya tidak memandang seseorang dari golongan atau agamannya. “Saya menyayangi sesama manusia,” ujarnya.

Edy mencontohkan bagaimana kasih sayang yang tidak memandang apapun. Belum lama ini ia memutar sebuah film di Nias. Film tersebut menceritakan bagaimana manusia bisa menyayangi binatang. “Manusia sama binatang saja bisa saling menyayangi, kok kita sesama manusia saling gontok gontokan, kita manusia perlu damai, kita tak akan bisa berbuat apa-apa tanpa damai,” kenangnya.

Sesama umat beragama, menurut Edy, juga tidak boleh saling mengganggu. Apalagi saling menjelekkan. ” Mari kita akur hidup di dunia ini,” katanya.

Bahkan, kata Edy, dirinya pernah berkeinginan membuat satu kawasan yang isinya ada semua rumah ibadah umat beragama. Dalam tempat itu semua umat bisa mengetahui dan menghormati ibadah yang dijalankan semua umat. “Dan disitu tidak boleh ada pemuka agama yang menjelek-jelekkan orang lain,” katanya.

Sementara itu mewakili Jemaat Immanuel, JA Ferdinandus mengapresiasi kehadiran Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke acara ulang tahun GPIB. “Kehadiran Gubernur ini memperlihatkan beliau adalah Gubernur seluruh Sumatera Utara, tidak peduli suku apa ataupun agama apa. Inilah pimpinan seluruh umat, lintas agama dan lintas suku,” katanya.

Ferdinandus mengatakan, bertambahhnya umur merupakan kemuliaan Tuhan. “Marilah kita bersyukur, meyakini karena tanpa Tuhan memberi tidak ada penambahan umur,” pungkasnya.

Turut hadir pada kesempatan tersebut para pendeta GPIB Musyawarah Pelayanan (Mupel) Sumut-Aceh dan ratusan jemaat gereja serta masyarakat sekitar.*

 

 

(Humas Provsu)-(Riva)