Artikel

17JUN2016

OJK Minta Sumut Jalankan Sistem Resi Gudang

Medan, 16/6 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bisa segera menjalankan sistem resi gudang untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan sekaligus perekonomian daerah itu.

"Potensi untuk menjalankan sistim resi gudang (SRG) di Sumut sangat besar karena banyak hasil komoditas," kata Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK 2, Dumoly F Pardede di Medan, Kamis.

Dia mengatakan itu pada Sosialisasi Penjamin Kredit Usaha Rakyat dan Sistim Resi Gudang.

Menurut Dumoly, sebagian besar komoditas barang dalam sistim resi gudang sesuai ketentuan pemerintah atau Permendag NO.08/M+DAG/PER/02/2013 ada di Sumut.

Barang yang dapat disimpan itu ada 10 mulai jagung, kakao, kopi, gabah, beras, karet, rotan, rumput laut, lada dan garam. Bahkan ada penambahan barang yang dapat disimpan ada empat lagi yakni timah, kopra dan gambir.

"Saya belum dapat informasi ada gudang yang sudah menjalankan SRG di Sumut. Saya kira itu sangat disayangkan dan perlu segera diadakan," katanya.

Menurut data Bappeti, kata dia, dari 121 total gudang yang sudah menjalankan SRG, terbesar atau 70 unit berada di Jawa, sedangkan di daerah lain seperti Sumatera sangat sedikit atau 20 yang terdiri dari 16 milik pemerintah dan empat swasta.

"Sudah harus ditinggalkan bergantung sekali dengan dana APBD. Pemprov Sumut bisa merangkul swasta membangun gudang dan menjalankan SRG itu," katanya.

Apalagi, kata dia, lembaga penjamin SRG itu semakin banyak termasuk Jamkrindo.

SRG, ujar Dumoly akan sangat membantu menghindarkan petani dari jeratan tengkulak yang memanfaatkan kelemahan petani dalam pendanaan.

Dirut Perum Jamkrindo, Diding S Anwar mengakui. potensi bisnis penjaminan dari SRG sangat besar di Sumut.

"Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugasi sebagai Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang (LPP-SRG) sebagaimana amanat PP No. 1 tahun 2016 tentang LPP-SRG, Jamkrindo siap dan segera melakukan jemput bola di Sumut," katanya.

Potensi bisnis penjaminan dari SRG sangat besar dengan melihat banyaknya komoditas yang bisa dijamin atau sudah ada 10 dan akan ditambah enpat komoditas lainnya.

Jamkrindo sebagai LPP-SRG akan menjalankan fungsi yaknimenjamin barang yang disimpan oleh pengelola gudang.

"Peran Jamkrindo sebagai penjamin risiko kerugian atas kemungkinan kegagalan pengelola gudang dalam melaksanakan kewajibannya mengembalikan barang yang disimpan di gudang sesuai yang tertera dalam SRG, ujarnya.

Penjaminan SRG akan sangat berperan dalam memajukan perekonomian nasional khususnya dalam bidang pertanian karena pola SRG memberikan manfaat petani untuk mendapatkan harga yang lebih baik dengan tunda jual, kapasitas dan kuantitas atas barang yang disimpan.

Termasuk bisa mendapatkan pembayaran dengan cara tepat dan mudah serta mendorong berusaha secara berkelompok sehingga meningkatkan efisiensi dan posisi tawar.

Diding menyebutkan, melihat peluang bisnis yang cukup besar dan punya kepentingan besar untuk petani, Jamkrindo menempatkan SRG dalam suatu unit kerja tersendiri untuk lebih fokus.

Penjaminan SRG ini dikelompokan dalam penjaminan program, dimana akan sama dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dimana proses bisnis itu juga merupakan program pemerintah.

Untuk langkah-langkah di internal, ujar dia, perusahaan telah melakukan pelatihan Penjaminan SRG pada seluruh cabang seluruh Indonesia dan melakukan rekrutment SDM tenaga ahli SRG yang telah memiliki pengalaman di bidang.

"Sosialisasi kepada masyarakat khususnya petani juga terus dilakukan,"katanya.

Jamkrindo berharap, untuk Sumut, penjaminan SRG sudah bisa dijalankan tahun 2016 ini juga.

(Antara)-(DT)