Artikel

10SEP2015

Pemprovsu Gelar Peringatan Satu Dasawarsa Tragedi Mandala

Medan, 5/9 - Tepat satu dasawarsa tragedi kecelakaan pesawat Mandala yang terjadi pada 5 September 2005 silam, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menggelar acara mengenang kejadian yang merenggut Gubsu dan mantan Gubsu kala itu, Sabtu (5/9) di Medan Club.

Acara Mengenang Satu Dasawarsa Tragedi Mandala diawali dengan diskusi dengan tema Revitalisasi Nilai Kepemimpinan H T Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar bertempat di Medan Club. Selanjutnya dilaksanakan ziarah ke makam Raja Inal Siregar di Kompleks Taman Makam Pahlawan dan makam H T Rizal Nurdin di Kompleks Pemakaman Mesjid Raya. Acara yang dilaksanakan oleh Kesbangpolinmas Provsu itu juga membagikan buku “Revitalisasi Kepemimpinan H T Rizal Nurdin dan H Rajainal Siregar.

Hadir dalam kesempatan tersebut Plt Gubsu H T Erry Nuradi yang adalah adik kandung Alm H T Rizal Nurdin yang menjabat Gubsu periode 1998-2003 dan 2003-2008. Selain itu hadir, istri Almarhum Siti Mariam Rizal Nurdin beserta seluruh keluarga besar dan anak dari Alm H Raja Inal Siregar yaitu Yuri Siregar. Selain itu, hadir Sekda Provsu Hasban Ritonga, mantan Sekda Provsu Nurdin Lubis tokoh-tokoh Sumut dan mantan pejabat.

Sebagai pembicara dalam diskusi adalah mantan Wakil Gubsu Wahab Dalimunthe, mantan Sekda Provsu RE Nainggolan, mantan Sekda Provsu Muchyan Tambuse, mantan Wakil Gubsu Lundu Panjaitan,  antropolog Prof Usman Pelly dan mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Sumut Zaki Abdullah.

H T Erry Nuradi saat membuka diskusi mengatakan tragedi kecelakaan Mandala adalah peristiwa yang sangat kelam bagi masyarakat Sumut yang telah merenggut tokoh-tokoh terbaik Sumut beserta para korban lainnya. “Kami menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh keluarga korban. Izinkan saya, atas nama Pemerintah Provinsi, mengajak seluruh masyarakat Sumatera Utara sejenak merenung dan menyampaikan doa, semoga seluruh arwah korban kecelakaan Pesawat Mandala pada 5 september 2005, ditempatkan Tuhan di sisi-Nya dengan sebaik-baiknya di surge,” ujar Erry.

Peristiwa tragedi Mandala menurut adik bungsu Alm H T Rizal Nurdin harus menjadi i’tibar bagi semua untuk melakukan hal yang terbaik ke depannya. Khusus bagi Pemerintah Provinsi, lanjut Erry, bahwa kepemimpinan harus berlanjut dan banyak hal yang perlu di petik dari konsep kepemimpinan yang sudah diterapkan ke dua tokoh Gubsu itu.
 
Dikatakannya, apa yang sudah baik dilakukan pendahulu Rajainal Siregar yang dikenal dengan konsep “Maripature Hutanabe” layak untuk diteruskan. Demikian juga H T Rizal Nurdin yang menanamkan konsep good government and clean governance yang sampai hari ini sudah dipedomani di tingkat nasional yang menjadi kebanggan Sumut.

Erry menjelaskan dirinya beserta jajaran akan berupaya menerapkan nilai-nilai kepemimpinan kedua tokoh Gubernur Sumut tersebut. Konsep marsipature Hutanabe menurutnya semakin relevan saat ini mengingat anggaran pembangunan yang terbatas. Sementara pemerintah dituntut menjawab berbagai kebutuhan pembangunan, sehinga dibutuhkan dukungan jejaring yang bisa dimanfaatkan dari para perantau asal Sumut.
 
Pada diskusi yang berjalan selama lebih dari 3 jam, para tokoh pembicara diantaranya Wahab Dalimunthe dan Zaki Abdullah mengusulkan agar nama kedua mantan Gubsu diabadikan sebagai nama jalan di Kota Medan yang cocok dengan nama besar mereka.

Dalam diskusi yang diistilahkan Erry dengan Reuni nya Sumatera Utara ini banyak cerita-cerita dan pengalaman yang dibagikan para mantan pejabat Pemprovsu terkait kedua mantan Gubsu. Rizal Nurdin misalnya dikenal sebagai sosok yang mengusung dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Pemprov Sumut. “Saya diamanahkan beliau menjabat tiga Jabatan yaitu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kepala Dinas Pendapatan dan Sekda, tidak pernah saya keluarkan uang satu peserpun,” ujar Muhyan Tambuse.

Sementara Raja inal Siregar Gubsu periode tahun 1988-1998 memimpin di era gubernur yang memiliki kewenangan penuh memilih bupati/ walikota hingga camat dan kepala dinas di level pemerintah kabupaten/kota, menurut RE Nainggolan punya kelebihan sendiri. Menurut RE Nainggolan, Raja Inal Siregar bijaksana menggunakan wewenang yang dimilikinya dalam menempatkan pejabat yang sesuai dengan karakter masyarakat tempatan.

(Humas Pemprovsu)-(Ernes)