Artikel

22MEI2018

Peringatan Harkitnas ke-110 Tahun, Hindari Politik Devide et Impera

Medan, 22/5 - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada setiap 20 Mei, diperingati sebagai cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada peringatan ke 110 tahun di tingkat provinsi, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Dr Ir HT Erry Nuradi MSi mengingatkan agar masyarakat menghindari politik “devide et impera” atau politik “adu domba” seperti dilakukan Belanda di Nusantara.

“Kita harus melihat semangat para pendahulu kita, dimana mereka berkumpul dan kemudian bersatu. Yang tidak berapa lama kemudian, kita (Indonesia) meraih kemerdekaan,” ujar Gubsu Erry Nuradi ketika menjadi inspektur upacara (irup) pada peringatan Harkitnas tingkat provinsi, di Lapangan Benteng, Medan, Senin (21/5).

Perbandingan antara masa perjuangan 110 tahun silam dengan zaman sekarang, Gubsu menyebutkan bahwa kondisi sekarang mencerminkan kecukupan dari se abad lalu. Baik dari segi kepemilikan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang baik, juga didukung dengan infrastruktur yang lebih baik.

“Karena itu jangan sampai terjadi politik devide et impera yang pernah terjadi selama 350 tahun. Sebab sampai hari ini, masih ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin mencoba melakukan itu, memecah belah antara kita,” jelas Erry, didampingi Wakil Gubernur Sumut Dr Hj Nurhajizah Marpaung SH MH.

Upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, lanjut Erry, dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan yang ada. Seperti potensi konflik antar suku, agama, ras dan antar golongan (Sara). Karena itu dirinya kembali mengingatkan seluruh elemen masyarakat agar menghindari hal-hal yang sifatnya mengadu domba.

“Tentu ini akan melemahkan perjuangan kita sendiri. Kita sebenarnya sudah berada pada titik puncak yang harus kita pertahankan. Peluang untuk itu,baik dari SDM dan SDA kita sangat berpotensi menjadi satu negara terkuat di dunia,” jelasnya.

Selain itu, era digital saat ini, banyak kelebihan dan keuntungan yang didapat. Termasuk akses informasi yang mudah didapatkan. Sehingga jangan sampai, kemudahan dan keunggulan yang ada sekarang justru menjadikan bangsa terpecah, hanya karena mudah termakan isu negatif, maupun hoax.

“Perekonomian kita tumbuh melalui sistem online. Begitu juga hal lain yang harus kita manfaatkan secara positif. Jangan sebaliknya, menjadikan kita terpecah belah dengan berita negatif, hoax dan adu domba,” sebut Erry.

Sementara Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw juga mengajak seluruh masyarakat agar menghayati perjuangan para pendahulu bangsa ini, untuk berjuang lebih baik dari sebelumnya. Karena dengan terus bekerja, Indonesia menjadi negara yang maju.

“Kita harus mewaspadai bahwa pada 2045 itu, HUT ke-100 RI. Itu menjadi modalitas bagi kita, dengan SDM yang jauh lebih siap dibanding negara lain. Tentu ada faktor yang bisa mengganggu dari berbagai pihak seperti narkoba, masuknya berbagai faham, dan hal yang mengganggu kesatuan dan keutuhan muda-mudi, golongan, suku bahkan agama. Karena ini merupakan kelemahan dari bangsa ini,” katanya.

Untuk itu lanjut Paulus, semua pihak harus mengintrospeksi diri sendiri, membuka komunikasi yang baik serta saling mendukung untuk melihat kehidupan berbangsa ke depan.

Turut hadir pada upacara tersebut unsur Forkopimda yakni Kepala Kejati Sumut Bambang Sugeng Rukmono, Danlantamal l Belawan Laksma TNI Ali Triswanto SE MSi, Kabinda Sumut Brigjen TNI Ruruh A Setyawibawa, Panglima Kosek Hanudnas III Medan Marsekal Pertama Ir Tri Bowo Budi Santoso MM MTr, Dalanud Suwondo Kolenel PNB Dirk P Lengkey, Walikota Medan HT Dzulmi Eldin, OPD Provsu dan Pemko Medan, serta seribuan peserta terdiri dari pasukan TNI/Polri, Korpri, Camat se-Kota Medan, Kepling se-Kota Medan, Ormas, Siswa/Siswi sekolah. (*)

 

 

(Humas Provsu)-(Riva)