Artikel

18FEB2016

Plt Gubsu Minta IJK Sumut Turunkan Suku Bunga

Medan, 18/2 - Plt Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi meminta para pelaku usaha jasa keuangan di Sumut dapat berperan serta dalam peningkatan ekonomi daerah. Dia menekankan dua hal yang dapat dilakukan Industri Jasa Keuangan (IJK) yaitu dengan penurunan suku bunga bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan mendorong pemanfaatan sektor jasa pembiayaan jangka panjang dalam proyek-proyek infrastruktur di Sumut.

Himbauan itu disampaikan Plt Gubsu dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan yang dilaksanakan Kantor Regional OJK Sumatera di Santika Dyandra Hotel Medan, Kamis (18/2). Dewan Komisioner OJK Nelson Tampubolon, Kepala Regional 5 Sumatera OJK Ahmad Soekro Tratmono dan 107 perwakilan industri jasa keuangan dari kalangan perbankan, Industri Keuangan Non Bank (IKNB), pasar modal, Bank Perkreditan Rakyat dan sebagainya.

Dikatakan Plt Gubsu, IJK sangat strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang lebih baik lagi dan memenangkan persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAn (MEA). "Bagaimana pengusaha bisa bersaing kalau suku bunga tinggi, untuk kerjasama kita semua membangun ekonomi, maka harus ada perubahan signifikan diantaranya suku bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat:red) dan kredit lain.

Dia mengharapkan OJK mengharapkan terus mendorong penurunan suku bunga karena sangat berdampak pada ekonomi. "Kita masih menundukkan kepala karena suku bunga bank kita masih yang paling tinggi di ASEAN. Masih ada bank yang menerapkan suku bunga kredit 18-20 %," katanya.  

Pemerintah, lanjut Erry, akan memberi subsidi KUR, sehingga ke depannya suku bunga KUR tidak boleh dua digit. Untuk mewujudkan stabilitas ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dua hal yang menurut Plt Gubsu dapat menjadi fokus diantaranya bagaimana UMKM lebih mampu bersaing dengan pengurangan suku bunga. Selanjutnya, mendorng pemanfaatan sektor jasa pembiayaan jangka panjang.

Terkait hal itu, Dewan Komisioner OJK Nelson Tampubolon mengatakan pihaknya mendorong penurunan suku bunga KUR dengan subsidi sehingga mencapai 9%. Pemerintah mengalikasikan Rp 100 Triliun untuk KUR dan mencadangkan subsidi Rp 10T kepada bank-bank penyalur KUR. "Sudah ada di APBN," ujarnya. Pihaknya terus mendorong bank melakukan efisiensi sehingga suku bunga bisa lebih rendah sehingga ke depannya bisa seperti negara tetangga.
"Integrasi perbankan MEA masih ada waktu sampai 2020, kita kerja keras dan lihat satu persatu komponen biaya dalam kredit dapat lebih efisien," katanya.

Kepala OJKR Sumatera Ahmad Soekro Tratmono mengungkapkan pihaknya mendorong peningkatan kredit pembiayaan di sektor UMKM. Hingga tahun 2015, serapan dana perbankan pada UMKM Sumut mencapai Rp 51,67 triliun(28,82% dari total kredit/ pembiayaan), atau tumbuh Rp 5,9 triliun di banding tahun 2014. Dari total tersebut , sebagian besar atau Rp 37,2 T disalurkan oleh 5 bank yaitu Bank Sumut, Bank Mandiri, BRI dan BTPN dan Bank Mestika Dharma.

Dalam kesempatan itu dilaksanakan deklarasi pembentukan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Sumatera Utara (FORKOM IJK SUMut) yang diharapkan menjadi wadah komunikasi efektif antara OJK dan seluruh pelaku usaha jasa keuangan.

(Humas Pemprovsu)-(Ernes)