Artikel

15JUL2014

SBY Buka Puasa di Rumah Dinas Gubsu

Medan, 15/7 - Usai menghadiri Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) di Lapangan Benteng Medan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan berbuka puasa dengan jajaran pejabat di Sumatera Utara di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan.

Susilo Bambang Yudhoyono didampingi isteri Ani Yudhoyono duduk bersama Gubsu, Gatot Pujo Nugroho dan isteri Sutiyas Handayani serta Ketua MUI Sumut Prof Abdullahsyah dan Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun.

Di hadapan tokoh agama dan masyarakat Sumut, SBY menyampaikan keprihatinannya akan derita masyarakat Palestina. Presiden yang didaulat Gubsu untuk memberikan sambutan menyatakan, Indonesia telah memberikan bantuan ke Palestina sebesar US$ 10 juta atau sekitar Rp 11 miliar. Dia juga menyatakan sasaran diplomasi Indonesia jelas dan tegas agar serangan Israel dihentikan.

"Inisiatif Indonesia membawa persoalan ini ke PBB mendapat sambutan positif," ucapnya.

Dia juga menyampaikan usai bertelepon dengan Presiden Iran, pihaknya juga akan melanjutkan komunikasi dengan OKI (Organisasi Konferensi Islam) Sekjend PBB Ban Ki Mun dan Presiden Amerika Barack Obama.

"Saya akan sampaikan hal ini sangat melukai perasaan umat Islam, apalagi saat bulan suci Ramadhan. Semoga saudara-saudara kita dijauhkan dari genjatan senjata," katanya.

SBY juga menuturkan bahwa berdasarkan informasi dari Menlu, ada kabar baik yang menyebutkan bahwa Israel bersedia melakukan gencatan senjata. “Tadi setelah mendarat di Medan, Menlu kabarkan bahwa Israel setuju gencatan senjatan, Hamas belum secara eksplesit tapi melakukan langkah-langkah. Mudah-mudahan ada gencatan senjata,” ujar Presiden.
 
Presiden melanjutkan, ia tetap akan melanjutkan diplomasi dan menyampaikan harapan dibebaskannya rakyat Palestina dari tragedi kemanusiaan yang menyayat hati.
 
"Alangkahnya bersyukurnya kita, bangsa ini masih bisa beribadah dengan aman tenang, namun tidak saudara-saudara kita di Suriah, Afganistan, Pakistan dan Palestina. Kita sadar betapa pentingnya keamanan, persaudaraan dan persatuan,” ujar Presiden.
 
Dia kemudian mengajak hadirin untuk mencermati pengalaman Thailand yang saat ini berada dalam kondisi terbelah dan terpecah. “Bok mencontoh Thailand,” kata SBY.
 
SBY kemudian menyinggung ketegangan politik tanah air akibat klaim kemenangan berdasarkan perhitung cepat pada Pilpres. “Alhamdulillah kedua pihak sepakat memelihara situasi keamanan, sepakat  mengendalikan pengikut dan sepakat menunggu hasil perhitungan suara,” papar SBY.
 
Dia mengingat agar jangan samapai ada ganguan kemananan dan benturan diantara elemen rakyat pada tanggal 22 Juli, karena masih ada saluran di Mahkamah Konstitusi yang memutus. “Ada dua titik kritis dan 3-4 minggu di tingkat MK. Saya sudah bicara dengan ketua KPU dan MK agar kredibel dan professional. Setelah itu presiden baru harus didukung, agar sukses emban tanggungjawab bangsa,” tegasnya.

SBY mengajak agar rakyat Indonesia dapat menjadi wasit dan saksi yang baik. Jangan terprovokasi dan teragitasi, lanjutnya, mari pelihara teduhnya situasi. Demokrasi kita yang bertanggungjawab, demokrasi yang amanat, bukan demokrasi onar dan rusuh.

Dalam acara buka puasa tersebut, sebenarnya SBY tidak dijadwalkan untuk memberi sambutan, namun atas permintaan Gubsu dan Ketua MUI yang berbicara soal Palestina, SBY akhirnya berbicara selama 20 menit.

Sebelum berbuka puasa, Ustadz Latief Khan menyempatkan mengisi ceramah. Dalam ceramah tersebut, Lathief mengatakan sesungguhnya semua orang, termasuk presiden, gubsu, wagubsu, berpeluang masuk surga asalkan kebijakan yang dijalankan karena Allah.

"Kalau kebijakan yang dijalankan sesuai dan karena Allah, menjadi presiden, gubernur, wakil gubernur peluangnya sangat besar masuk syurga," katanya.

Hadir dalam buka puasa tersebut, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, Ketua MUI Sumut Abdullah Shah, Kapolda, Syarif Gunawan, Pangdam I/BB, Mayjend TNI Istu Hari, beserta kepala Skpd dan jajaran Pemprovsu, walikota dan bupati.

(Humas Pemprovsu)-(Er)