by
Medan, 22/6 - Provinsi Sumatera Utara memiliki kekayaan tersendiri dengan masyarakatnya yang plural. Sebab, dengan pluralisme maka daerah tersebut diyakini akan mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan, melalui perbedaan yang ada akan tercipta kompetisi yang sehat.
“Di suatu negara yang demokrasi, perbedaan itu sudah biasa. Namun, jangan sampai perbedaan itu memecah belah kita. Bahkan, dalam satu teori perencanaan wilayah dengan perbedaan itu suatu daerah bisa berkembang maju karena terjadi kompetisi yang sehat di situ,” ujar Gubsu, Tengku Erry Nuradi dalam acara Silaturahmi dan Berbuka Puasa Bersama Gubsu dengan Masyarakat Jawa di Sumut, yang digelar di Rumah Dinas Gubsu, Selasa (22/6).
Turut hadir Ketua DPRD Sumut, Wagirin Arman, para sesepuh, tokoh masyarakat Jawa di Sumut, pimpinan dan pengurus organisasi Jawa yang ada di Sumut seperti Pujakesuma, Joko Tingkir, Pendawa dan lainnya serta sejumlah pimpinan SKPD Pemprovsu.
Lebih lanjut dikatakan Erry, para founding fathers di negara ini juga sangat menghargai perbedaan, hal ini bisa dibuktikan dengan lahirnya sumpah pemuda satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. “Berbeda itu hal yang biasa. Karena perbedaan itu justru indah. Ibarat pelangi karena banyak warna makanya dia indah, tapi kalau satu warna tentu dia tidak kelihatan indah,” kata Erry.
Dia mengharapkan dengan jalinan silahturahmi bersama masyarakat Jawa yang ada di Sumut ini dapat dijadikan momentum untuk mempersatukan seluruh masyarakat Jawa yang ada. Sebab hingga saat ini tercatat sebanyak 41 organisasi ataupun komunitas Jawa yang terdata di Badan Kesbangpolinmas Provsu.
Dalam kesempatan itu, Erry juga menyebutkan kalau dirinya masih memiliki keturunan yang berasal dari Jawa. “Saya juga masih memiliki darah Jawa, karena nenek saya merupakan perawat dan berasal dari Solo dan dipersunting oleh orang Melayu di sini,” ujar Erry.
Dikatakannya, silahturahmi dan berbuka puasa maupun safari ramadhan yang selama ini sudah digelar merupakan ciri khas tersendiri bagi masyarakat Sumut. Bahkan, hal itu menurut Erry menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa yang besar dan bangsa yang berbhineka.
Dalam sejarah panjang di Sumut ini, lanjut Erry diwarnai dengan sejarah kesultanan Melayu yang berada di pantai Timur juga kerajaan yang berada di pantai barat. Meskipun ketika itu Indonesia masih di jajah Belanda, namun kehidupan di Sumut senantiasa dalam keadaan harmonis.
“Masuknya kolonial Belanda ke Sumut dan membuka usaha perkebunan membawa sejarah baru di mana kita ketahui mayoritas pekerja perkebunan di Sumut ini berasal dari etnis Jawa. Kalau dulu orang jawa disebut dengan Jawa Kontrak, namun ketika sudah turun temurun berada di tanah deli, maka disebut dengan Jawa Deli atau disingkat Jadel. Merekalah putra jawa kelahiran Sumatera,” papar Erry sembari mengharapkan saat ini dengan banyaknya komunitas maupun organisasi Jawa yang ada di Sumut seperti Pujakesuma, Pandawa, Joko Tingkir dan lainnya dapat bersatu dan menjalin harmonisasi yang baik.
Ketua DPRD Sumut yang juga tokoh masyarakat Jawa di Sumut, Wagirin Arman mengatakan, masyarakat Jawa di Sumut ini sekarang merupakan masyarakat yang dominan yakni sekitar 35-36 persen dari jumlah penduduk di Sumut.
“Kebanggaan tersendiri bagi saya sebagai orang Jawa, karena orang Jawa ini bisa diterima oleh semua suku bangsa yang ada di Sumut. Potensi inilah yang harus kita gali untuk menjadikan orang Jawa bukan hanya berpaku pada kepentingan orang jawa saja tapi juga untuk kepentingan semua suku bangsa di Sumut. Orang Jawa harus berpikir dan bertindak untuk seluruh masyarakat,” papar Wagirin.
Dalam kesempatan itu, Wagirin juga mengatakan dengan kondisi masyarakat Sumut yang pluralis, berbeda suku bangsa juga berbeda keyakinan tapi masyarakat Jawa dapat diterima baik di tengah masyarakat Sumut. Bukti konkrit menurut dia adalah dirinya yang dipercaya menjadi Ketua DPRD Sumut.
“Konkritnya Wagirin Arman yang merupakan orang Jawa dipercaya sebagai Ketua DPRD Sumut, dan tidak ada yang komplain. Ini membuktikan kalau suku Jawa diterima baik oleh masyarakat. Oleh karenanyalah masyarakat Jawa di Sumut harus bersatu,” terang Wagirin.
(Humas Provsu)-(Riva)